This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 11 Mei 2012

Network Storage, Penunjang Kehidupan Digital

Zaman serba digital juga harus diikuti dengan teknologi storage yang terus berkembang. Network storage merupakan perkembangan dari teknologi storage saat ini. Meskipun sudah cukup lama ada, namun masih tetap menarik untuk dipelajari.


Musik jadi MP3, film jadi AVI, lembaran-lembaran dokumen jadi file berekstensi doc, slide-slide presentasi jadi file ppt, serta beribu-ribu lembar buku referensi jadi sebuah file berformat pdf. Begitulah kira-kira perkembangan aplikasi teknologi digital dan komputer saat ini. Hampir semua bentuk informasi yang ada di dunia ini dapat diubah menjadi berwujud digital.
Mulai dari bunyi-bunyian musik sampai dokumen bernilai triliunan rupiah kini dapat dengan mudah kita ubah menjadi berbentuk digital. Selain mudah untuk didistribusikan, mudah untuk dirawat, mudah untuk disimpan, data dalam bentuk digital juga lebih kebal terhadap perubahan waktu. Dokumen Anda tidak akan lapuk seperti halnya kertas yang berumur puluhan tahun, atau musik yang mulai mendayu-dayu bunyinya karena pita kaset yang sudah cukup berumur dan sering diputar. Karena sebab-sebab itulah, kini orang lebih memilih untuk menyimpan semua data dan dokumennya dalam wujud digital. Baik untuk kepentingan sederhana, hingga untuk kepentingan bisnis yang besar.

Semakin banyak orang yang menggemari digitalisasi datanya, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan media penyimpanannya. Jumlah, besar dan jenis-jenis datanya pun semakin bervariasi seiring dengan berkembangnya aplikasi dan sistem yang menciptakan data tersebut. Perkembangan teknologi komunikasi juga menjadi penyebab berkembangnya jumlah data karena data penting dan besar tidak harus lagi terpusat di suatu tempat, sehingga pengaksesannya lebih mudah.

Perkembangan yang begitu cepat dari informasi digital inilah yang akhirnya mendorong pertumbuhan dari sistem dan media penyimpanan data digital. Kebutuhan akan media penyimpanan menjadi penting untuk diperhatikan ketika Anda akan berhubungan dengan aplikasi penghasil banyak data. Pada akhirnya, aplikasi-aplikasi inilah yang akan mendorong dan menentukan ke arah mana perkembangan sistem dan media storage saat ini dan saat yang akan datang. Sistem storage beserta jenis-jenis medianya menjadi bagian kritikal yang mendapat perhatian lebih dalam melakukan desain sistem.

Untuk itu, ada beberapa faktor yang penting untuk diperhatikan dalam melakukan desain dan implementasi sistem storage dan media penyimpanan pendukungnya. Dengan memperhatikan beberapa faktor ini, sistem storage Anda menjadi bener-benar efektif dalam membantu pekerjaan dan kebutuhan Anda. Faktor-faktor penting tersebut adalah sebagai berikut:

Capacity
Karena jumlah data digital kian lama kian meningkat, maka faktor kapasitas menjadi poin yang paling utama dalam memenuhi kebutuhan storage saat ini. Menurut sebuah survai, pertumbuhan kebutuhan kapasitas penyimpanan data pada sebuah perusahaan berkembang melampaui apa yang dinyatakan dalam hukum Moore (perkembangannya melebihi dua kali lipat dalam 18 bulan).

Performance
Performa yang hebat juga harus diperhatikan dalam memilih dan menggunakan sistem storage data. Mengapa harus diperhatikan? Karena kecepatan dan kemampuan membaca dari perangkat storage tersebut harus seimbang dengan perkembangan yang terjadi pada perangkat yang menggunakannya. Bandwidth untuk menghantarkan data dari media storage harus sesuai dengan kecepatan proses dari komputer yang menggunakannya, harus sesuai dengan performa jaringan komunikasi data yang akan dilewatinya, dan harus sesuai dengan aplikasi yang mengaksesnya seperti misalnya aplikasi multimedia. Maka itu, performa dari sistem storage juga harus diperhatikan benar-benar.

- Availability
Karena semakin besarnya ketergantungan masyarakat terhadap data digitalnya, maka ketersediaan dan reliabilitas dari media penyimpanannya juga harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Hal ini menjadi sangat penting untuk menghindari terjadinya kehilangan isi dari data dan kehilangan kesempatan mengakses data yang tersimpan di dalamnya. Maka dari itu, media storage yang memiliki availabilitas dan reliabilitas tinggi sudah barang tentu dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kesulitan mengakses data. Selain itu, sistem storage juga harus memiliki sistem penyelamatan data ketika terjadi bencana, seperti misalnya memiliki sistem mirroring atau teknik back-up yang dapat meng-copy data yang disimpannya ke lokasi-lokasi yang berbeda.

- Scalability
Solusi penyimpanan data yang telah Anda miliki idealnya tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan saat ini saja, melainkan dapat juga mengatasi perkembangan kebutuhan di masa yang akan datang. Sistem penyimpanan ini hendaknya dapat berkembang dengan mudah seiring dengan berkembangnya kebutuhan akan penyimpanan.

- Cost
Media storage yang tentu dipasang dalam kapasitas yang sangat besar hendaknya harus juga memiliki harga yang tidak terlalu memberatkan penggunanya. Hal ini dikarenakan pengguna pasti akan terus membutuhkan media penyimpanan selama datanya masih ingin disimpan, maka itu dengan harga media penyimpanan yang murah, pengguna tidak akan lepas dari penggunaan media tersebut. Harga sistem penyimpanan yang murah sebaiknya bukan hanya dari segi perangkat kerasnya saja, namun juga termasuk murah dalam maintenance dan manajemen dari sistem storage tersebut.

Dengan didorong oleh faktor-faktor di atas, bermunculanlah perkembangan teknologi sistem storage yang bertujuan untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut. Teknologi networking pun akhirnya diadopsi untuk disulap menjadi sebuah sistem storage yang mampu melayani penyimpanan data dalam skala enterprise. Dalam artikel ini, akan banyak dibahas mengenai beberapa model dan teknologi penyimpanan data yang berada di dalam jaringan dan bahkan mengadopsi teknologi jaringan untuk mendukung kinerjanya.

Apa Saja Model dan Teknologi Storage?
Teknologi storage memang terus berkembang seiring dengan perkembangan kehidupan digital. Dari perkembangan ini, saat ini tersedia tiga jenis model teknologi data storage yang banyak digunakan. Teknologi tersebut adalah Direct Attached Storage (DAS), Network Attached Storage (NAS), dan Storage Area Network (SAN).

Terlepas dari siapa yang terbaik, semua sistem ini memiliki kegunaan dan keunggulannya masing-masing untuk memenuhi kebutuhan Anda. Teknologi-teknologi ini akan mendukung kebutuhan Anda dalam skema aplikasi dan lingkungan yang berbeda-beda.

Apakah Direct Attached Storage?
Sistem DAS ini merupakan teknologi yang paling sederhana dan paling umum digunakan di dalam berbagai kehidupan digital Anda. Sistem DAS ini akan banyak ditemukan didalam server-server, standalone PC, workstation, dan banyak lagi. Konfigurasi DAS yang umumnya terjadi adalah terdiri dari sebuah komputer yang terkoneksi secara langsung dengan satu atau lebih harddisk penyimpan data atau disk array. Dengan kata lain, PC atau perangkat komputer Anda langsung dipasangi satu atau lebih harddisk yang dapat diakses secara langsung untuk menyimpan dan membuka data Anda.

Jalur komunikasi yang digunakan antara PC dengan media penyimpanan ini adalah menggunakan sistem standar bus yang biasa digunakan untuk mengoneksikan antara harddisk dengan sistem komputer Anda, seperti misalnya SCSI, ATA, Serial ATA (SATA), dan Fiber Channel (FC).

Beberapa dari sistem cabling bus yang telah disebutkan di atas, memungkinkan untuk melakukan penyatuan beberapa harddisk menjadi satu. Yang paling umum digunakan dalam praktik sehari-hari di PC atau server sederhana Anda adalah menyatukan beberapa buah harddisk SCSI dengan interface dan sistem bus SCSI. Sistem sederhana seperti ini sudah dapat dikategorikan sebagai sistem DAS sederhana.

Contoh penggunaan lainnya adalah mengoneksikan PC atau server Anda ke sebuah perangkat media penyimpanan yang isinya terdiri dari banyak harddisk dengan menggunakan koneksi Fiber Channel. Di dalam perangkat media penyimpanan tersebut berisikan harddisk array yang dibuat menjadi satu kesatuan dengan sistem RAID, atau hanya sekumpulan harddisk biasa saja yang tidak disatukan. Sistem seperti ini juga termasuk dalam kategori DAS.

Penggunaan DAS dalam jaringan skala besar sangatlah luas. Sistem storage ini relatif cukup mudah untuk dimengerti, diinstalasikan dan dijalankan. Sistem storage ini juga relatif tidak mahal untuk dimiliki. DAS sangat cocok digunakan untuk kebutuhan sederhana yang tidak mementingkan penambahan kapasitas yang sangat banyak jika suatu saat dibutuhkan, tidak memerlukan administrasi yang rapi, tidak membutuhkan mekanisme back-up otomatis, performa, dan tingkat availabilitas yang tinggi. Dengan kata lain, DAS merupakan solusi sistem storage kelas low end atau kelas individual storage.

Sistem storage DAS ini sangat dan memang harus terikat pada PC atau perangkat komputer individual untuk dapat digunakan. Dengan demikian, DAS juga akan bergantung kepada sistem operasi dan performa dari PC yang membawahinya. Dengan demikian, DAS memiliki semua kelemahan yang ada pada PC tersebut. Performa dari sistem storage ini akan sangat bergantung kepada kecepatan proses yang dapat dilakukan oleh PC di atasnya. Jika lambat, maka sistem storage ini juga melambat. Jika PC atau server mati total, maka sistem ini pun tidak akan bekerja.

Sistem DAS juga bergantung kepada berapa banyakkah harddisk yang dapat dilayani oleh sistem bus yang ada pada PC tersebut. Penambahan dan pengurangan harddisk akan sangat berpengaruh terhadap performa keseluruhannya, sehingga downtime system storage ini mungkin saja terjadi.

Probabilitas data hilang juga cukup tinggi di dalam sistem DAS karena tidak ada sistem back-up yang pasti, kecuali dari PC yang berada di atasnya. Jika sistem back-up memang diaktifkan pada PC tersebut, maka jadilah backup. Jika tidak, maka data Anda akan berada di ujung tanduk. Performa dalam melakukan back-up juga sangat bergantung kepada PC di atasnya. Interaksi manusia juga masih sangat dibutuhkan di sini. Jika terjadi kelalaian sedikit saja, maka data Anda tidak akan selamat.

Apakah Network Attached Storage (NAS)?
Setelah melihat bagaimana system storage DAS memiliki begitu banyak kelemahan dalam memberikan layanan pada pengguna kelas enterprise, maka solusi untuk kebutuhan tersebut adalah dengan membuat sistem storage yang lebih terbuka untuk umum dan lebih pintar dalam mengatur transaksi data yang keluar-masuk darinya. Untuk kebutuhan itu, sistem storage NAS dan SAN merupakan jawabannya.

Keduanya memiliki persamaan, yaitu dapat melayani penggunanya dengan menggabungkan diri ke dalam jaringan. Semua pengguna yang tergabung dalam jaringan tersebut bisa mengakses sumber datanya jika menggunakan kedua sistem storage ini. Namun, yang membedakan kedua jenis storage sistem ini adalah cara kerjanya.

NAS secara umum dapat diartikan sebagai sekelompok media penyimpanan yang secara langsung terkoneksi ke dalam jaringan lokal (LAN) dengan menggunakan file sistem khusus jaringan seperti NFS dan CIFS. Perbedaan yang mencolok antara NAS dengan SAN adalah NAS melakukan semua transaksi keluar masuk data dalam jaringan pada tingkatan file-level, sedangkan SAN melakukannya pada tingkatan block-level.

Transaksi file-level maksudnya adalah NAS melakukan pembacaan permintaan dan kemudian melakukan transaksi data dalam bentuk file yang sudah jadi dan siap dibaca oleh perangkat komputer yang memintanya. Semua permintaan dan perintah yang berhubungan dengan data di dalamnya diterjemahkan lebih dulu oleh perangkat NAS menjadi sebuah perintah yang menjalankan transaksi dalam tingkatan file level. Setelah perintah diterima perangkat NAS, proses penterjemahan terjadi di dalamnya.

Dari perintah pada tingkat file level diterjemahkan menjadi perintah block level untuk mengakses data di dalam harddisk-nya. Ini berarti penambahan lapisan kerja baru untuk transaksi data ini. Proses penerjemahan ini tentu memakan cukup banyak sumber daya, terutama processor dan waktu proses. Inilah yang merupakan perbedaan utama antara NAS dengan SAN sekaligus menjadi kelemahan untuk NAS. Proses yang dibutuhkannya membuat sumber-sumber daya terpakai maksimal, sehingga proses lain menjadi terganggu. Waktu menunggu pun menjadi lebih lama karena proses penterjemahan membutuhkan waktu yang cukup lama jika dilakukan dengan data yang berukuran besar.

Keuntungan yang Anda dapat dari sistem storage NAS ini adalah kemudahan penggunaannya yang relatif cukup sederhana. Banyak operating system yang sudah mendukung proses komunikasi dengan protokol file sistem NAS seperti misalnya NFS dan CIFS. Sistem operasi Linux dan UNIX telah lama mendukungnya, sedangkan Windows versi terbaru pun juga sudah mendukungnya.

Untuk menggunakan NAS Anda tinggal melakukan pengaturan perangkat NAS, mengoneksikannya ke dalam jaringan LAN, kemudian mengonfigurasi sistem operasi pada PC-PC di dalam LAN tersebut untuk dapat berkomunikasi dengan file sistem NAS. Orientasinya pada file level sangat cocok untuk diterapkan pada jaringan yang heterogen yang terdiri dari bermacam-macam sistem di dalamnya. Implementasi NAS juga tidak membutuhkan banyak perubahan pada desain jaringan yang telah berjalan.

Apakah Storage Area Network (SAN)?
Dari segi teknologi, SAN tidak banyak yang berbeda dengan NAS. Hanya saja, yang menjadi perbedaan utama dan yang paling menonjol adalah perbedaan mekanisme transfer datanya. Mekanisme transfer data dari perangkat komputer penggunanya menuju ke media penyimpanan dalam sistem SAN tidak dilakukan dalam tingkatan file-level melainkan dalam tingkat block level.

SAN biasanya menggunakan Fiber channel atau ethernet (iSCSI) sebagai koneksi antara perangkat pengguna dengan media penyimpanannya karena secara fisik perangkat komputer dengan media penyimpanannya kini sudah menjadi bagian yang terpisah. Kini keduanya memiliki hubungan sebagai “peer” yang dapat saling berkomunikasi dengan bebas dengan siapapun. Keuntungan adanya sistem seperti ini adalah media penyimpanan jadi dapat digunakan oleh siapa saja, data didalamnya bisa diakses oleh banyak orang, dan dengan sistem SAN yang rapi maka media penyimpanan ini memiliki tingkat availabilitas yang tinggi.

Sistem storage SAN biasanya berada dalam segmen jaringan yang terpisah dengan LAN yang sehari-hari digunakan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi interferensi dengan komunikasi-komunikasi lainnya dalam jaringan lokal, sehingga proses transfer data apalagi blok data yang sensitif terhadap latensi tidak terganggu. Karakteristik sistem seperti ini sangat berguna bagi perusahaan besar yang mengandalkan pemrosesan data digital dalam jumlah yang sangat besar. Dengan mengonsentrasikan penyimpanan data pada sebuah area khusus dan didukung media komunikasi yang cepat, data besar Anda tidak lagi jadi masalah untuk disimpan maupun diakses.

Pilih Solusi yang Tepat
Kebutuhan sistem storage saat ini memang tidak bisa ditunda-tunda. Semakin mekarnya kehidupan digital, semakin penting teknologi system storage beserta media penyimpanannya untuk diperhatikan. Perkembangan teknologi storage masih akan terus berlanjut, tidak hanya terbatas pada ketiga sistem ini saja. Aplikasinya pun akan semakin bermacam-macam. Maka dari itu, jika Anda memang sangat membutuhkan media penyimpanan beserta sistem storage-nya, hati-hatilah dalam memilih. Pilih sistem network storage yang sesuai dengan karakteristik penggunaan dan kebutuhan Anda.

Sekilas tentang Teknologi Floating Storage and Regasification Unit (FSRU)

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau akrab disebut MP3EI adalah hal baru yang mungkin tidak asing lagi dibicarakan di Indonesia. Pada hari Jumat, 27 Mei 2011 yang lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wapres Boediono menghadiri peluncuran MP3EI 2011-2025 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center. Salah satu, dari 17 proyek groundbreaking, yang dicanangkan adalah proyek Floating Storage & Regasification Unit (FSRU) di Kabupaten Cilegon.
Permintaan energi dunia, khususnya juga di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Indonesia, merupakan negara yang dapat dikatakan kaya akan sumber energi khususnya gas alam. Tidak seluruh daerah di Indonesia memiliki sumber gas alam akan tetapi kebutuhan akan bahan bakar ini dimiliki oleh hampir seluruh daerah di Indonesia.
Floating Storage and Regasification Unit atau sering disingkat FSRU merupakan salah satu solusi pemenuhan kebutuhan gas alam dalam rangka pencegahan kelangkaan. Pada dasarnya, FSRU merupakan tempat penyimpanan sementara Liquefied Natural Gas (LNG) di atas sebuah kapal yang tertambat. Di atas kapal tersebut terjadi juga proses regasifikasi LNG, sehingga gas tersebut dapat dipasok langsung ke konsumen.
Liquefied Natural Gas (LNG)
Gas alam merupakan gas yang terdiri atas beberapa komponen hidrokarbon ringan. Komponen utama gas alam adalah metana dan sisanya adalah etana, propana, butan, pentana dan nitrogen. Komposisi dari masing-masing komponen bervariasi tergantung pada tempat gas alam tersebut berasal. Gas alam yang didinginkan hingga temperatur ± -162°C pada tekanan atmosfer akan berubah menjadi cair sehingga volumenya berkurang sekitar 1/600 volume gas alam. Cairan inilah yang disebut dengan Liquefied Natural Gas (LNG).
Floating Storage and Regasification Unit
FSRU terdiri atas komponen 2 komponen utama, terdiri atas sejumlah tangki penyimpanan LNG dan sebuah sistem regasifikasi, yang terdapat di atas kapal. Tipikal kapal FSRU memiliki panjang 350-400 meter dan lebar hingga 70 meter. Kapal ini memerlukan kedalaman  air tertentu (pada umumnya 160 ft) untuk singgah. Tangki LNG yang berbentuk kubah tertanam di atas kapal yang tertambat di dasar laut, dengan kapasitas penampungan yang bervariasi. Jumlah tangki ini biasanya lebih dari satu buah. Tangki inilah yang akan menampung LNG yang dipasok dari luar. LNG yang berasal dari kapal pemasok (LNG Carrier) disimpan sementara pada tangki penyimpanan sebelum akhirnya melalui proses regasifikasi.
Gambar 1. Komponen Kunci FSRU  (sumber: Golar LNG Energy Presentation Slide, Floating Storage and Regasification Unit (FSRU))
Proses regasifikasi LNG dilakukan langsung di atas kapal tanpa harus dialirkan atau dibawa ke pelabuhan terlebih dahulu . Unit regasifikasi biasanya ditempatkan di dek utama kapal dan biasanya disesuaikan dengan kondisi penerima gas alam. Pada proses ini, LNG yang berwujud cair akan dipanaskan sehingga kembali berwujud gas. Gas alam ini kemudian siap untuk dialirkan ke masing-masing pengguna gas alam.
Gambar 2. Unit Regasifikasi  (sumber: Golar LNG Energy Presentation Slide, Floating Storage and Regasification Unit (FSRU))
Masing-masing bagian FSRU baik itu kapal, tangki LNG, dan unit regasifikasi harus memenuhi standar ketentuan yang berlaku. Utilitas dan sistem lain yang dibutuhkan untuk mendukung FSRU terdiri atas pembangkit listrik, insturmentasi dan kontrol, serta sistem dan standar keselamatan yang memadai.
Secara keseluruhan, FSRU memiliki desain dan komponen-komponen cukup rumit yang mengkombinasikan antara teknologi perkapalan, sistem penyimpanan gas alam, dan teknologi regasifikasi. Tentu saja dalam artikel ini tidak memuat detail FSRU secara mendalam. Namun, penulis berharap artikel ini dapat memberi gambaran mengenai salah satu proyek penting pemerintah dalam  mewujudkan MP3EI. Semoga proyek inipun dapat memberikan jalan keluar bagi ancaman defisit pasokan gas untuk para industri pengguna gas bumi di Indonesia.
Sumber:
Foss, Michelle Michot. A Briefing Paper from the GUIDE TO COMMERCIAL    FRAMEWORKS FOR LNG IN NORTH AMERICA, A Research and Public Education Consortium. November 7, 2006.
Spieler, Oscar. Golar LNG Energy Prese

Perkembangan Teknologi Penyimpanan data (storage)

MEDIA PENYIMPAN DATA (DATA STORAGE) adalah sebuah kemampuan dari sebuah benda yang memungkinkan data tersimpan dalam jumlah besar.

Perkembangan media penyimpanan data (data storage) sejak komputer tercipta berubah sangat signifikan. Perbandingannya sangat mencolok, sebagai contoh data yang tersimpan dalam sebuah media penyimpanan sangat kecil, di bawah 4096 bits. Jika dikalkulasikan, 1 DVD setara dengan 90.000.000 punch card!!.

Punch Card
Sejak tahun 1725 telah dirancang sebuah media untuk menyimpan data yang diperkenalkan oleh seorang tokoh bernama Basile Bouchon menggunakan sebuah kertas berforasi untuk menyimpan pola yang digunakan pada kain. Namun pertama kali dipatenkan untuk penyimpanan data sekitar 23 September 1884 oleh Herman Hollerith – sebuah penemuan yang digunakan lebih dari 100 tahun hingga pertengahan 1970. Contoh di sini adalah bagaimana sebuah punch card dapat berfungsi sebagai media penyimpanan, memiliki 90 kolom (90 column punch card), terjadi tahun 1972. Jumlah data yang tersimpan dalam media tersebut sangat kecil, dan fungsi utamanya bukanlah menyimpan data namun menyimpan pengaturan (setting) untuk mesin yang berbeda.
Punch Tape
Seorang tokoh bernama Alexander Bain merupakan orang yang pertama kali mengetahui penggunaan paper tape yang biasanya digunakan untuk mesin faksimili dan mesin telegram (tahun 1846). Setiap baris tape menampilkan satu karakter, namun karena Anda dapat membuat fanfold dengan mudah maka dapat menyimpan beberapa data secara signifikan menggunakan punch tape dibandingkan dengan punch card.
Selectron Tube
Pada tahun 1946 RCA mulai mengembagkan Selectron Tube yang merupakan awal format memori komputer dan Selectron Tube terbesar berukuran 10 inci yang dapat menyimpan 4096 bits Harga satu buah tabung sangat mahal dan umurnya sangat pendek di pasaran.

Magnetic Tape

Pada tahun 1950-an magnetic tape telah digunakan pertama kali oleh IBM untuk menyimpan data. Saat sebuah rol magetic tape dapat menyimpan data setara dengan 10.000 punch card, membuat magnetic tape sangat populer sebagai cara menyimpan data komputer hingga pertengahan tahun 1980-an.
Compact Cassette
Compact Cassette merupakan salah satu bagian dari Magnetic Tape, dikarenakan sudah banyak dari kita yang telah memilikinya, hal itu menjadi bagian yang khusus. Compact Cassette diperkenalkan oleh Philips pada tahun 1963, namun tidak sampai tahun 1970 menjadi populer. Komputer, seperti ZX Spectrum, Commodore 64 dan Amstrad CPC menggunakan kaset untuk menyimpan data. Standar 90 menit Compact Cassette dapat menyimpan sekitar 700kB hingga 1MB dari data tiap sisinya. Jika disetarakan dengan DVD, maka data dalam Compact Cassette dapat dijalankan selama 281 hari.
Magnetic Drum
Magnetic Drum memiliki panjang 16 inci yang bekerja 12.500 putaran tiap menit. Media ini digunakan untuk menunjang komputer IBM 650 sekitar 10.000 karakter dari Memori Utama.
Floppy Disk
Pada tahun 1969, floppy disk pertama kali diperkenalkan. Saat itu hanya bisa membaca (read-only), jadi ketika data tersimpan tidak dapat dimodifikasi maupun dihapus. Ukurannya 8 inch dan dapat menyimpan data sekitar 80kB. Empat tahun kemudian, floppy disk yang sama muncul dan dapat menyimpan data sebanyak 256kB. Selain itu, memiliki kemampuan dapat ditulis kembali (writeable). Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1990 lahir disk dengan ukuran 3 inci yang dapat menyimpan data sekitar 250 MB, atau biasa disebut juga Zip disk.
World’s first hard drive
Tanggal 13 September 1956, komputer IBM 305 RAMA dalam kondisi tidak terselubungi. Komputer tidak mengalami perubahan sejak dapat menyimpan data sekitar 4.4 MB (setara dengan 5 milyar karakter) – saat itu sudah menjadi hal yang menakjubkan. Data tersimpan dalam 50 buah Magnetic Diks yang berukuran 24 inci. Lebih dari 1000 sistim dibangun dan diproduksi pada akhir tahun 1961. IBM mengeluarkan seharga $3,200 per bulan untuk memproduksi komputer.
Hard drive
Hard drive masih diproduksi di bawah pengembangan yang tetap (konstan). Hitachi Deskstar 7K yang Anda lihat pada gambar di bawah adalah hard drive pertama kali yang dapat menyimpan data 500GB setara dengan 120.000 World’s first hard drive IBM 305 RAMAC. Hal ini cenderung tiap tahun kita dapat memperoleh drive yang dapat menyimpan data secara cepat dengan harga murah.
Laser Disk
Tahun 1958, Laser Disk ditemukan namun tidak sampai tahun 1972 untuk pertama kalinya Video Disk didemonstrasikan kepada publik. Enam tahun kemudian, yaitu tahun 1978, sudah tersedia di beberapa pasaran. Hal yang tidak mungkin menyimpan data pada disk, namun mereka dapat menyimpan data dalam bentuk video dan gambar secara signifikan dengan kualitas tinggi lebih canggih dari teknik pada VHS.
Compact Disk
Compact disk muncul bermula dari penemuan Laser Disk, namun berukuran lebih kecil. Dikembangkan oleh kerjasama antara SONY dan Philips pada tahun 1979 dan Compact Disk sangat berlimpah di pasaran pada tahun 1982. Sekarang tipe CD dapat menyimpan data sebesar 700MB.
DVD
DVD (Digital Versatile Disc atau Digital Video Disc) merupakan dasar dari CD menggunakan teknologi laser yang berbeda. Panjang gelombang laser menggunakan 780nm sinar inframerah (standar CD menggunakan 625 nm hingga 650nm sinar inframerah) yang membuatnya memungkinkan menyimpan data pada space yang sama. Dua lapisan DVD dapat menyimpan data sebesar 8.5 GB.
Media Penyimpanan Masa Depan
Ada beberapa media penyimpanan data modern seperti kartu memori (memory card), kita tidak memiliki hal semacam itu, namun dalam perkembangan masa depan ada kemungkinan me-launching Blu-Ray dan HD DVD – persaingan dua format sebagai pengganti compact disc yang dapat menyimpan data lebih banyak.
Apa yang akan Anda ucapkan jika suatu saat memiliki Holographic Versatile Disc (HVD) yang dapat menyimpan data 160 kali lebih banyak dari Blu-Ray Disc. Kemampuan menyimpa data hingga 3.9 TB (Tera Byte) dalam sebuah disk atau secara dengan 4.600 – 11.900 jam menjalankan video menggunakan MPEG4.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites